Filsafat Pendidikan > Ruang Lingkup
Pemikiran filsafat mencakup ruang lingkup
yang berskala makro yaitu: kosmologi, ontology, philosophy of mind, epistimologi,
dan aksiologi.[1]
Untuk melihat bagaimana sesungguhnya manusia dalam pandangan filsafat
pendidikan, maka setidaknya karena manusia merupakan bagian dari alam semesta
(kosmos). Berangkat dari situ dapat kita ketahui bahwa manusia adalah ciptaan
Allah yang pada hakekatnya sebagai abdi penciptanya (ontology). Agar bisa
menempatkan dirinya sebagai pengapdi yang setia, maka manusia diberi anugerah
berbagai potensi baik jasmani, rohani, dan ruh (philosophy of mind). Sedangkan
pertumbuhan serta perkembangan manusia dalam hal memperoleh pengetahuan itu
berlajan secara berjenjang dan bertahap (proses) melalui pengembangan
potensinya, pengalaman dengan lingkungan serta bimbingan, didikan dari Tuhan
(epistimologi), oleh karena itu hubungan antara alam lingkungan, manusia, semua
makhluk ciptaan Allah dan hubungan dengan Allah sebagai pencita seluruh alam
raya itu harus berjalan bersama dan tidak bisa dipisahkan. Adapun manusia
sebagai makhluk dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya insaninya itu,
manusia diikat oleh nilai-nilai illahi (aksiologi), sehingga dalam pandangan
FPI, manusia merupakan makhluk alternatif (dapat memilih), tetapi ditawarkan
padanya pilihan yang terbaik yakni nilai illahiyat. Dari sini dapat kita
simpulkan bahwa manusia itu makhluk alternatif (bebas) tetapi sekaligus terikat
(tidak bebas nilai).
[1]
Prof. H.M. Arifin, M. Ed., Filsafat
Pendidikan Islam,Cet. VI, Remaja Rosdakarya, 2000, PT Bumi Aksara, Jakarta,
hal. 57.