Definisi Etika
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa latin, etos, yang
berarti kebiasaan. Berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang memiliki
pengertian adat istiadat (kebiasaan), perasaan batin kecenderungan hati untuk
melakukan perbuatan. Dalam kajian filsafat, etika merupakan bagian dari
filsafat yang mencakup meta fisika, kosmologi, psikologi, logika, hukum,
sosiologi, ilmu sejarah dan estetika.[1]
Dari pandangan filosofis Epikuros,
dapat di ambil suatu pemahaman tentang arti etika, yaitu segala sesuatu yang
berkaitan dengan nilai-nilai tindakan manusia yang menurut ukuran rasio
dinyatakan dan diakui sebagai sesuatu
yang subtansinya paling benar. Kaidah-kaidah kebenaran dari yindakan digali
oleh akal sehat manusia dan distandardisasi menurut ukuran yang rasional,
seperti sumber kebenaran adalah jiwa, nilai kebenaran jiwa itu kekal, segala
yang tidak kekal pada dasarnya bukan kebenaran subtansial.[2]
Pandangan yang berhubungan dengan pengertian etika di atas, dapat diambil
sebagai suatu pemahaman bahwa etika adalah cara pandang manusia tentang
tingklah laku yang baik dan benar, dan dari cara pandang itu dapat digali dari
beberapa sumber, kemudian dijadikan sebagaio tolak ukur bagi suatu tindakan
dengan pendekatan yang rasional dan filosofis.[3]
Dari bebearapa definisi etika tersebut, dapat diketahui bahwa etika berhubungan
dengan 4 hal sebagai berikut:
1. Dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
2. Dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
3. Dari segi fungsinya etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
Dari segi sifatnya, etika bersifat relatif
yakni sesuai dengan tuntutan zaman.[4]