Perkembangan Teori Belajar
Dalam perjalanannya kurikulum
pendidikan selalu mengalami perkembangan untuk memenuhi tuntutan yang
dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Meskipun mengalami perkembangan, kurikulum
tidak boleh lepas dari tujuan awal yakni harus tetap berdasrkan prinsip-prisip
yang telah ditentukan, dan mengembangkan teori baru yang dapat menemukan dan
membuka ide-ide yang prinsipil. Mengutamakan bahan pelajaran yang spesifik,
dengan cara yang sanga teliti dalam pengajaran berprograma (programmed
instruction) dan “teaching machines” juga “job analysis” seperti yang dilakukan
untuk pertama kalinya oleh charters.
Mengenai prose belajar itu
sendiri kita sering menghadapi kesulitan-kesulitan. Bnayak macam-macam teori
tentang belajar yang dipakai secra campur-aduk dalam praktek. Teori belajar
menurut “mental discipline” atau ilmu jiwa daya digunkan bersama dengan teori
belajar menurut teori stimulus dan responserta teori conditioning. Lagi pula
banyak jenis-jenis belajar, seperti belajar keterampilan motoris, mengigat
fakta-fakta dan informasi, keterampilan intelektual seperti membentuk konsep,
belajar menurut (inqury approach) memecahkan masalah dan belajar sikap, emosi,
nilai-nilai, hubungan social dan sebagainya. Karena itu tidak ada satu teori
umu sebagai pegangan untuk segala jenis belajar.[1]