Peredaan Antara Akhlak, Etika, Moral dan Susila
Peredaan antara akhlak, etika, moral dan susila adalah terletak
pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika
dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada
moran dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku secara umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang
digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah berdasarkan al-Qur’an dan
al Hadits.
Perbedaan
lain antara etika, moral, dan susila terlihat pula pada sifat dan kawasan
pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan
susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku
manusia secara umum, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut
dalam bentuk perbuatan.
Namun demikian akhlak, etika, moral dan susila tetap saling berhubungan
dan membutuhkan. Etika, moral dan susila berasal dari manusia, sedangkan akhlak
berasal dari Tuhan.[1]
Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan
batas-batas umum, agar apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur dan tidak membawa manusia menjadi
sesat. Dengan kata lain penjabaran etika, moral dan susila akan tetap sejalan
apabila tetap mengedepankan akhlak.