Artikel Education, General And Islamic

Pandangan Al-Qur’an dan Hadist Tentang Mahabbah

Artikel terkait : Pandangan Al-Qur’an dan Hadist Tentang Mahabbah



قل ان كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله
Jika kamu cinta kepada Allah,maka turutlah aku dan Allah akan mencintai kamu.(QS.Ali ‘Imron,3:30).
ياءتى الله بقوم تحبهم و يحبونه
Allah akan mendatangkan suatu umat yang dicintai-Nya dan yang mencintai-Nya.(QS,al-Maidah,5:54).
Di dalam hadist juga dinyatakan sebagai berikut:
ولا يزال عبدى يتقرب الي با انوافل حتى احبه ومن احببته كنت له سمعا وبصرا ويدا
Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan-perbuatan hingga Aku cinta padanya. Orang yang Kucintai menjadi telinga,mata,dan tangan-Ku.
Kedua ayat dan satu hadist di atas memberikan petunjuk bahwa antara manusia dan Tuhan dapat saling mencintai. Karena alat untuk mencintai Tuhan,yaitu roh. Roh adalah berasal dari roh Tuhan.Roh Tuhan dan roh yang ada pada diri manusia sebagai anugrah Tuhan bersatu dan terjadilah mahabbah. Ayat dan hadist tersebut juga menjelaskan bahwa pada saat terjadi mahabbah diri yang dicintai telah menyatu dengan yang mencintai yang digambarkan dalam telinga,mata dan tangan Tuhan. Dan untuk mencapai keadaan tersebut dilakukan dengan amal ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.[1]
B.Pandangan Al-Qur’an dan Hadist tentang Ma’rifat
ومن لم يجعل الله له نورفماله من نور
Dan barang siapa yang tiada diberi cahaya(petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun(QS.al-Nur,24:40)
افمن شرح الله صدره للاسلام فهو على نور من ربه
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya(sama dengan orang yang membantu hatinya)?(QS.al-Zumar,39:22).
اول الد ىن معرىفة الله
Pertama sekali di dalam agama adalah mengenal Allah
بنىت فى جوف ابن ادم قصرا وفى القصر صدر وفى الصدر قلبا وفى القلب فؤادا وفى الفؤاد شغافا وفى وفى الشغافا لبا  وفى لب سرا وفى السرا انا
Aku jadikan dalam rongga anak adam mahligai dan dalam mahligai itu ada dan dalam dada itu ada hati (qolbu) namanya dan dalam hati ada mata hati(fuada)dan di dalam mata hati itu ada penutup mata hati(saghafa) dan di balik penutup mata hati itu ada nur/cahaya (labban) dan di dalam nur itu ada rahasia (siri) dan didalam rahasia itu aku kata Allah.[2]



[1] Abdul Halim Mahmud,Tasawuf di Dunia Islam,(Bandung:Pustaka Setia,2002),hal 217-218.
[2] Ibid.,hal 229-230.

Artikel Arwave Blog Lainnya :

Copyright © 2015 Arwave Blog | Design by Bamz