Artikel Education, General And Islamic

3 Cara Pandang Penelitian Kualitatif Yang Dapat Digunakan Oleh Peneliti

Artikel terkait : 3 Cara Pandang Penelitian Kualitatif Yang Dapat Digunakan Oleh Peneliti

Pendekatan Penelitian Kualitatif - Cara pandang yang dapat digunakan oleh peneliti harus berdasarkan metode dan sering diistilahkan metodologi. Perlu kita ketahui dahulu apa itu metodologi sob? Bagi yang belum tahu yaitu; Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian. Dilingkungan filsafat, logika dikenal sebagai ilmu tentang alat untuk mencapai kebenaran. Bila ditata dalam sistematika tertentu, methodology penelitian merupakan bagian dari logika. [1]

Penelitian Kualitatif
Image From Penulispro.com

Tujuan dari metodologi penelitian itu sendiri adalah untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan (description of exiting reality) hubungan antara satu hal dengan yang lain, khususnya hubungan sebab akibat (causality). Penilaian mengenai hubungan antara beberapa hal (relations of variable) akan menghasilkan kesimpulan umum (generalization) atau kecenderungan umum (general tendency). Apabila mendekati kepastian akan menimbulkan penetapan suatu hukum. [2]

Pada umumnya metodologi pengetahuan mengandung unsur-unsur yang berhubungan secara berkesinambungan, yang membentuk sustu sistematika ilmu, sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan bisa diterima keberadaannya. Ada tiga masalah yang membedakan satu pengetahuan dengan yang lainnya seperti perbedaan antara pengetahuan ilmiah dan pengetahuan agama, yaitu ontology, epistimologi dan aksiologi. [3] 

Pendektan merupakan cara pandang terhadap suatu obyek atau permasalahan penelitian. Pendekatan juga dapat dimaknai sebagai cara untuk mengamati atau memahami dunia social. Realitas social tesebut dapat diamati dari berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

3 Cara Pandang Penelitian Kualitatif

1. Pendekatan Positivistik

Pendekatan ini lahir dari cara pandang ilmu alam dalam melihat obyek pengamatannya. Pendekatan ilmu alam dan ilmu social adalah sama, perbedaan keduanya terletak pada objek kajiannya. Ilmu alam mengkahi gejala fisik yang ada di alam, objek pengamatan ilmu alam lebih bersifat pasif dan memiliki karakteristik yang sama disemua tempat. Sedangkan ilmu social memiliki objek pengamatan, yaitu manusia, dalam pendekatan ini manusia di posisikan dama seperti benda-benda lain yang ada di alam. Manusia bersifat pasif dan memiliki karakter yang sama disemua tempat. Pendekatan positivistic menggunakan logika berfikir deduktif, menganggap suatu realitas akan berlaku umum dan bersifat sama di semua tempat. Setiap gejala social merupakan akibat dari gejala social yang lain. Fenomena social yang terjadi merupakan wujud dari hubungan sebab akibat. Pendekatan positivistic menghasilkan metode penelitian kuantitatif.

2. Pendekatan Interpretif

Pendekatan ini berupaya untuk memahami gejala social dengan memposisikan individu sebagai makhuluk yang aktif. Manusia menciptakan dunianya sendiri melalui proses pemaknaan atas gejala social di sekitarnya. Pada dasarnya realitas social dibentuk oleh hasil pemaknaan manusia atas sisial tersebut, sehingga tidak ada tealitsa social yang sifatnya pasti. Realiats sangat bergantung pada bagaimana manusia memaknai realitas social tersebut. Baik dan buruknya suatu fenomena social, tidak ditentukan oleh norma social yang sifatnya baku, melainkan bergantung pada penafsiran individu atas fenomena tersebut. Pendekatan interpretif berupaya memahami makna di balik tindakan manusia. Pendekatan ini menghasilkan metode kualitatif.

3. Pendekatan Kritis

Pendekatan kritis memberikan kritik terhadap dua pendekatan sebelumnya. Menurut cara pandang pendekatan kritis, pendekatan positivistic merupakan pendekatan yang tidak manusiawi, karena melihat manusia sebagai objek yang pasif, tidak memiliki kemampuan untuk membangun realitas social serta menganggap bahwa realitas social di manapun memiliki karakter yang sama. Sementara itu, bagi pendekatan kritis, pendekatan interpreatif terlalu mementingkan ide dan gagasan individu di atas segalanya. Ide mengalahkan kondisi riil dalam kehidupan manusia sendiri. Pendekatan interpretif adalah pendekatan yang bersifat subjektif dan relative. Pendektaan kritis berupaya mengungkapkan makna dibalik realitas yang tidak terlihat dengan berupaya melakukan perubahan kondisi dan membangun realitas yang lebih baik. Pendekatan kritis melahirkan beberapa metode penelitian yaitu; metode semiotika dan analisis wacana.[4]

Fote Note
[1] Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), 4.
[2] Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1999), 14.
[3] Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu, sebuah pengantar popular (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000), 105.
[4] Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), 11-13.

Demikian sedikit ulasan tentang 3 Cara Pandang Penelitian Kualitatif Yang Dapat Digunakan Oleh Peneliti  semoga bermanfaat, jangan lupa komen, like and share. Terimakasih atas kunjungannya dan bagi sahabat blog ARWAVE yang menginginkan materi terkait dengan pembahasan artikel saat ini atau yang lain silahkan tulis di kotak komentar. 

Artikel Arwave Blog Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Coment ya sooob...!

Copyright © 2015 Arwave Blog | Design by Bamz